Sunday, November 18, 2018

Pasar Inpres Kota Kupang, Melihat Kekayaan Di Desa-Desa Pulau Timor Dan Sekitarnya ("Pasar Inpres" Kupang Traditional Market, Seeing Wealth Of Villages Of Timor Island And Surroundings)

Pasar, ya semua orang tahu akan keberadaan tempat ini adalah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu. Di Indonesia dalam hal ini lebih banyak diketahui tentang keberadaan pasar tradisional. Namun semakin majunya sebuah daerah maka pasar - pasar modern mulai bermunculan. Pasar Inpres atau pasar induk di Kota Kupang merupakan sebuah pasar tradisional ditengah -tengah kota untuk memenuhi kebutuhan para petani dan pedagang dalam menjajakan hasil buminya kepada pembeli yakni warga kota untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Yuk Jalan-jalan ke pasar tradisional !...


Market, yes everyone knows the whereabouts of this place where the sellers and buyers met. In Indonesia in this case known more about existence of traditional markets. But the more advanced an area then the modern markets began to emerge. The government market or the main market in Kupang City is a traditional market in the middle of the city to meet the needs of farmers and traders in peddling their products to buyers mostly come from urban residents to meet the needs of their everyday life. Let's go to the traditional market! ...


Pasar inpres 13 pasar inpres 10 pasar inpres 11 pasar inpres 20 pasar inpres 12


Pasar tradisional seperti pada ilustrasi diatas sebenarnya sudah dikenal sejak dahulu kala dimulai dari proses barter karena belum mengenal uang dan diperkirakan ada sejak jaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke -5 Masehi yakni barter barang kebutuhan sehari-hari antara masyarakat dengan para pelaut dari negri tirai bambu, masyarakat terbiasa menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang hingga digunakan mata uang yang berasal dari negri Cina. Dikupang para pedagang sampai sekarang masih menggunakan gubuk atau kedai yang disebut "papalele" dan ada juga yang menggeletakkan barang dagangan diatas tanah setelah dialasi tikar, karton atau ditempatkan pada keranjang-keranjang.


Traditional markets such above illustrations actually known since long ago started from the process of barter when everybody don't known money yet and estimated to exist since the era of Kutai Kartanegara's kingdom in the 5th century at the time when was barter of goods for everyday needs between community with the sailors of the bamboo curtain country, The society used to hold merchandise and there was a sale and buy transaction without currency until currency known derived from China. Until now in Kupang, the traders are still using a hut or tavern called "papalele" and there are also traders who put their merchandise on the ground above mats, cartons or placed in baskets.


Pasar Inpres 2 pasar inpres 14 Pasar Inpres 3


Setelah mengenal uang, maka para penjual baik dipasar tradisional atau pasar modern mulai menggunakan ukuran untuk sebuah harga barang. Biasanya menggunakan satuan berat, buah dan yang unik di pasar Inpres kota kupang adalah menggunakan ukuran kaleng, satu ikat atau telah dibungkus dalam satu kemasan plastik. Namun harga yang diberikan oleh penjual masih bisa ditawar, oleh sebab itu lebih baik mengajak ibu-ibu untuk berbelanja karena lebih pintar menawar harga. Sungguh berbeda tatkala berbelanja di Supermarket harga tidak akan bisa ditawar kecuali ada discount.


After knowing money, then sellers either in traditional market or modern market began to use size for a price of goods. Usually using units of weight, measure and uniquely in Kupang city of Pasar Inpres market is using can for sizes, one bundle or wrapped in a plastic package. But the price given by the seller is still negotiable, therefore it is better to invite mothers to shop because it is more smart in bargaining price. It's different when shopping at Supermarket where price will not be negotiable unless there is a discount.


Pasar Inpres 4 Pasar Inpres 5 Pasar Inpres 6 Pasar Inpres 9 Pasar Inpres 7


Disamping aktifitas berjualan, dijumpai aktifitas-aktifitas lainnya yakni ojek atau alat transportasi warga dari rumah menuju pasar. Sejenis taxi tapi menggunakan sepeda motor serta taxi gerobak yang mana sangat membantu para pembeli atau penjual dalam mobilisasi barang. Mereka juga ikut mengais rejeki di pasar ini layaknya seorang caddy dalam permainan golf.


Besides selling activities, found other activities such as motorcycle taxi (Ojek) as transportation mode from home to market vise versa. A kind of taxi but using a motorbike as well as taxi carts which is very helpful for buyers or sellers in helping when mobilizing goods. They also come to earn a fortune in this market like a caddy in the game of golf.


pasar inpres 16 pasar inpres 21 Pasar Inpres 8 pasar inpres 19


Di pasar Inpres Kota Kupang, dapat ditemui seorang pengrajin sangkar baik sangkar burung atau sangkar ayam yang sembari menunggu toko kecilnya yang menjual pakan ikan atau burung juga mengisi waktu dengan menganyam sangkar yang terbuat dari kawat. Kadang juga ditemui penjual ijuk sebagai bahan atap rumah dan mereka juga mampu mengerjakan anyaman rumah si pembeli.


In Kupang City market, can found a cage Craftsmen either bird-cage or chicken cage while waiting for his small shop that sells fish or bird feed also filling his time by weaving cage made of wire. Sometimes also met the palm leaves seller as a roofing material of house and they are also able to do roofing of the buyer's house.


pasar inpres 17 pasar inpres 18


Pasar tradisional identik dengan tempat yang becek dan kotor, apalagi saat musim hujan datang. Hampir seluruh penjual berebut tempat dipinggir jalan karena diyakini lebih cepat laku sehingga menimbulkan kemacetan baik disebabkan oleh para pembeli, kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang jualan, ojek, dan taxi gerobak. Namun tidak ada keributan satu dengan lainnya. Namun, sekarang ini sudah banyak pasar tradisional yang bersih dan tertata rapi bahkan menuju ke arah pasar yang disebut dengan pasar Modern.


The traditional market is identical to the muddy and dirty place, especially when rainy season comes. Almost all sellers scramble for roadside because it believed to sell faster, causing congestion either caused by crowded of buyers, vehicles used to carry goods by seller, motorcycle taxi, and taxi carts. But there was no commotion with each other. However, now there are many traditional markets are clean and neatly even headed toward to form new market's style called Modern market.


Pasar Inpres 1


Jalan-jalan ke pasar tradisional, memang sesuatu yang jarang dilakukan oleh anak-anak modern jaman sekarang ini. Di jaman modern ini, anak-anak lebih sering berkunjung ke swalayan atau pusat perbelanjaan modern atau bahkan diajak oleh orang tua mereka. Padahal, anak-anak juga perlu mengenal pasar tradisional, sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi si Kecil kedepannya nanti. Dan yang terpenting bahwa mengenal Kupang yang berada di Pulau Timor beserta sekeliling Pulau Timor ini memiliki kekayaan hasil bumi yang perlu terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan warga kota dan mungkin kedepannya untuk kebutuhan seluruh warga NTT.


Traveling to traditional market, is something rarely done by modern children today. In modern times, children more often visits supermarkets or modern shopping centers or even invited by their parents. In fact, children also need to know the traditional market, so it will offer many benefits for the future of children later. And most importantly, is knowing that Kupang, which on Timor Island and surrounds by other islands, has a wealth of crops that needs to be continuously improved to meet the needs of citizens and perhaps for the needs of all citizens of NTT in the future.
"Apabila si Kecil takut bajunya kotor jika berjalan-jalan ke pasar tradisional yang becek dan panas, tanyakan ke anak - anak apa yang bisa mereka lakukan untuk menjadikan pasar tradisional menyenangkan"......

"When children is afraid of dirty clothes when traveling to traditional markets where are muddy and hot, then ask the kids what they can do to make the traditional market fun in the future" ......





Article and Photos by Ketut Rudi

No comments:

Post a Comment