Musim panas belum juga berakhir memaksa diri ini untuk pergi mencari sebuah tempat dimana dapat menjumpai efek dari kemarau panjang ini.
Summer has not ended then forcing me to go looking for a place where it can see the effects of this long dry.
Terbang menuju Pulau Sumba tepatnya menuju Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu di Sumba Timur untuk berjumpa dengan seorang sahabat yang memiliki keinginan yang sama. Dalam perjalanan mata kami dibuai oleh keindahan musim kemarau. Pulau Sumba terkenal dengan julukan Pulau Sabana dan Stepa terluas di Indonesia.
Fly to the island of Sumba precisely to the airport of Umbu Mehang Kunda Waingapu located in East of Sumba Island to meet a friend who have the same desire. In every step we take then our eyes lulled by the beauty of the dry season. Sumba island known by the nickname is The largest Grasslands and Steppe island in Indonesia.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah tempat yang bernama Puru Kambera yang berlokasi sekitar 45 menit dari kota Waingapu menuju ke arah Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya melalui jalur Utara.
Then we continued our journey to a place called Puru Kambera located about 45 minutes from the city of Waingapu towards to Central Sumba, West Sumba and South West of Sumba via the northern route.
Kuda adalah ternak yang paling sering dijumpai disepanjang jalan disamping kambing, babi dan sapi. Perjalanan kami terhenti melihat seekor sapi yang sedang berada dibawah sebuah pohon yang orang lokal menyebutnya "Pohon Bila". Pohon ini baru pertama kali saya jumpai. Sangat unik meski daun - daunnya berguguran namun buahnya tahan terhadap panasnya sinar matahari.
Horses are the animals that most frequently encountered along the way in addition to goats, pigs and cows. In the middle of our trip we stopped seeing a cow being under a tree that local people call "Bila Tree". This tree is the first time I have encountered. Very unique even though the leaves were falling, but the fruit was resistant to heat of the sun.
Buah - buah dari pohon "Bila" ini ternyata dapat melepaskan dahaga sapi - sapi yang bergerombol dibawah pohon tersebut. Seperti menikmati menu makan siang yang lezat.
The fruit of the "Bila" tree turned out to be the answer on letting go thirsty of cattle which were huddled under that tree. It is Likened to enjoy a delicious lunch menu.
Rumput tampak mengering dan bunga tampak bermekaran. Entah apakah ini pertanda bahwa para tanaman sedang berdoa kepada Tuhan agar segera turun hujan. Sama halnya manusia, pada saat berdoa pasti mempersembahkan segala sesuatu yang indah dan disertai puji-pujian.
Grass observed dry and looked blooming flowers. Whether this was a sign that the plant was praying to God for a soon rain. Just like humans, when praying definitely dedicate everything beautifully and accompanied by praise.
Namun saya bersyukur dapat berada ditempat ini dan merasakan bagaimana rasanya panas. Bahkan kamipun kemudian mengabadikannya dalam sebuah photo yang indah.
But I was grateful to be in this place, and felt how hot is. Even we later on were immortalizing it through a beautiful photograph.
Menyusuri jalanan yang berliku seperti biasanya. Sembari melihat awan hitam yang berkumpul dikejauhan namun tidak ditempat ini. Dan berharap agar segera sampai di pantai Puru Kambera.
Down the winding streets as usual. While looking at black clouds gathered in a long distance, but not in this place. And hope that soon reach Puru Kambera beach.
Dan akhirnya kamipun merasa lega menginjakkan kaki di sebuah pantai berpasir putih nan indah dan sudah pasti kami langsung menuju kesebuah resort dan penginapan namun bukan untuk menginap melainkan mencari sebotol air mineral yang dingin untuk melepas dahaga.
And finally we were relieved to set foot on a beautiful white sandy beach and it was definitely directly approaching to a resort and lodging but not to stay and just to seek a bottle of cold mineral water to quench our thirst.
Pantai yang tenang dan tampak anak - anak warga setempat sedang bermain dan menyatu dengan suasana pantai yang tenang berpasir putih.
The beach was quiet and found children of local residents were playing together with the quiet atmosphere of the white sandy beaches.
Tampak laut utara Pulau Sumba Yang tenang. Laut biru itu adalah Laut Sawu yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Laut ini mengikat pulau - pulau yang ada di Nusa Tenggara Timur termasuk Pulau Sumba. Oh ternyata laut Sawu yang tenang dan indah meski saya lihat dari semua pulau yang ada.
The northern Sea of Sumba looked so calm without big wave. The blue sea is Savu Sea located in East of Nusa Tenggara. This sea binds all island of East Nusa Tenggara, including the island of Sumba. Yes Savu sea a quiet and beautiful sea although I see from all side of the islands.
Waktu terus berlalu dan kami harus kembali ke Kota dimana kami menginap. Dan kembali kami melewati hamparan padang rumput yang tandus di musim kemarau. Kali ini kami tidak lupa membawa air minum yang cukup.
Time passed and we must returned to the city where we were staying. And again we passed a stretch of barren pasture in the dry season. This time we did not forget to bring enough drinking water.
Sebuah surga buat kami seorang manusia. Dipertengahan jalan saya berhenti dan berteriak kepada seluruh pohon yang ada, "Maafkan saya wahai pohon - pohon disana, saya tidak dapat berbuat apa - apa hanya mampu berdoa agar segera turun hujan dan saya akan kembali melihat warna indahmu yang baru". Terima kasih telah menunjukan kepada saya sebuah surga indah ditengah ganasnya musim kemarau.
A heaven for me as a man. In the Middle of the road then I stopped and shouted to all of the existing trees, "Forgive me, O tree, I can not do anything but only able to pray for the soonest rain to come and I will re-look at your beautiful new color". Thank you for showing me a beautiful haven amid the fierce of a long drought.
Article And Photos by Ketut Rudi
Location : Puru Kambera East Sumba
Models : Unknown
Many Thanks To Yongsin and Andy My Friend In Sumba
No comments:
Post a Comment