Wednesday, November 21, 2018

Tarian Bonet Pulau Timor (Bonet Dance Timor Island)





Tarian Bonet Dulunya Tari Bonet digelar saat masyarakat suku Dawan hendak meminta perlindungaa kepada Tuhan, agar menjaga kesuburan jagung, makanan pokoknya, sampai musim panen berikut. Kini, seiring dengan perkembangan zaman, Tari Bonet yang menggunakan alat bantu pertunjukan berupa lesung dan alu, digelar dalam situasi apa pun, mulai dari pernikahan sampai acara menyambut tamu. Suku Dawan merupakansuku besar di Pulau Timor bagian barat. Tersebar di wilayah administrasi Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah Utara. Oleh masyarakat suku tersebut, tarian ini dipercaya sebagai salah satu khazanah sastra lisan yang masih tersisa di NTT. Selain tiga tarian lainnya, yakni Heta, Tonis, dan Niiii. Tari Bonet, seperti tarian khas NTT pada umumnya-Lego-Lego di Pulau Alor, Gawi di Pulau Flores-ditarikan dengan cara membentuk lingkaran. Pe-narinya saling bergandengan tangan dan berputar sambil melantunkan pantun dengan syair-syair yang memiliki rimaberulang. Biasanya dipertun-jukkan semalam suntuk. Bagi suku Dawan, menari dengan membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan adalah simbol persatuan dan kesatuan antara tiga subsu-ku Davvan, yakni Amanatun, Amanuban, dan Mollo. Sampai sekarang tarian ini sudah mulai ditinggalkan, diganti dengan tarian dansa-dansi dengan iringan musik rekaman pop daerah. Bonet, adalah salah contoh saja dari kekayaan kebudayaan Timor Tengah Selatan (TTS) yang ada dan hidup di hati masyarakat, bukan hadir di atas bebatuan cadas. Masih ada aneka percikan keseniaan dan kebudayaan lainnya. Dari fakta ini, maka para pakar kebudayaan selalu mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah sebuah kata kerja, bukan kata benda semata-mata. Sebagai kata kerja, ia sedang berproses, mencipta (kreasi) terus menerus, menghidupkan, mendenyutkan nadi, melantunkan ekspresi, berotasi dari sebuah ujung komunikasi ke ruang komunikasi yang lain dan sebagainya. Maka manusia sesungguhnya lahir dari selimut kebudayaan. Saat derai tangisan pertama disahut manja sang ibu yang sedang tergolek lemah di sebuah ruang persalinan rumah sakit, saat itu pula komunikasi sudah berlangsung. Komunikasi tanpa kata, tanpa bahasa. Sebuah ungkapan komunikasi hati, komunikasi cinta.

Bonet Dance Formerly was held when the Dawan tribe wanted a protection by God, to maintain fertility of corn, staple food, until the following harvest season comes. Now, along with the times, Bonet Dance, permormed in any kind of event which uses performance aids such as mortar and pestle. Any kind of event such ranging from weddings to welcome guests. The Dawan tribe is located on the western part of Timor Island. Scattered in the administrative area of ​​Kupang Regency, Timor Tengah Selatan and Timor Tengah Utara. By the tribal community, this dance is believed to be one of the remaining literary treasures in NTT. Besides the three other dances, namely Heta, Tonis, and Niiii. Bonet dance, like other typical NTT's dance - Lego-Lego in Alor Island, Gawi on Flores Island - is danced by forming a circle. The narrator goes hand in hand and spins while chanting rhymes with poems that have a rhyme. Usually shown overnight. For the Dawan tribe, dancing in a circle while holding hands is a symbol of unity and unity between three sub-divisions of Davvan, are Amanatun, Amanuban, and Mollo. Until now this dance has begun to be abandoned, replaced by modern dances accompanied by regional pop recording music. Bonet, is just one example of the richness on the culture of Timor Tengah Selatan (TTS) that still exists and lives in the hearts of people, who are not presenting on a rocky rock. There are still various type of genius and other cultures. From this fact, cultural experts always define culture as a verb, not just a noun. As a verb, it is in the process, creating continuously, reviving, pulsing the pulse, chanting expressions, rotating from a communication end to another communication space and so on. So humans are actually born from the blanket of culture. When they cry on the first cry was spoiled by a mother who was lying weak in a hospital room, then this was the communication had taken place. Communication without words, without language. An expression of heart communication, love communication.

Source : Youtube 

Tarian Daerah Provinsi NTT




No comments:

Post a Comment