Berjalan - jalan di Kota Waingapu yang merupakan ibu kota Kabupaten Sumba Timur merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Kota kecil yang berpenduduk majemuk dari berbagai suku di NTT dan provinsi lainnya. Seperti kota-kota lainnya, saya menemukan daerah yang ramai dikunjungi oleh warga masyarakat. Hirup pikuk suasana kota di pagi hari biasanya identik dengan pasar atau pusat niaga.
Travelling in Waingapu, the capital of East Sumba is an unforgettable experience. Tiny city of a compound of various ethnic groups in the province and other provinces of NTT. Like the other cities, I found the area visited by residents. Buzz of the atmosphere of the city in the morning is usually identical to the market or shopping center.
Ya sebuah pasar, bukan pasar modern melainkan sebuah pasar tradisional yang sangat ramai untuk ukuran di Kota ini. Yang menarik perhatian saya adalah banyaknya pedagang yang menjual sirih dan pinang. Menjadi tradisi orang-orang tua di Sumba Timur baik laki-laki maupun perempuan makan sirih pinah. Seperti merokok saja.
Yes a market, not a modern market but a very crowded traditional market for size in this city. Something that stealing my attention is the number of vendors selling betel nuts and betel. Tradition of older people in East Sumba both men and women are enjoying this. Such as smoking.
Waingapu merupakan kota terbesar di Pulau Sumba. Kota ini juga merupakan pusat distribusi barang, karena kapal yang membawa barang dari Surabaya biasanya berlabuh di Teluk Waingapu. Di pasar ini saya menjumpai warna - warni yang indah namun bukan pelangi atau bunga, melainkan beraneka barang-barang teknik dijual dipinggir jalan. Konsepnya seperti pasar - pasar barang teknik lainnya seperti pasar Turi di Jakarta.
Waingapu is the largest city of the Sumba island. The city is also a center for distribution of goods, because the ship carrying goods from Surabaya usually anchored in the bay of Waingapu. In this market I saw beautiful colors but it was not a rainbow or flowers, but various of technical goods sold along a road. The concept is like the other technical goods market such as Turi market in Jakarta.
Dan satu hal yang paling menarik dan membuat saya terkejut tatkala mendengarkan dentuman keras musik dari sound systemnya yang terpasang, yaitu sebuah becak.
And one of the most interesting and made me surprised when listening to the loud music from a sound system , which is a rickshaw.
Keinginan untuk menelusuri pasar tradisional menjadi terhenti dan berpaling kepada becak ini. Sebuah alat transportasi dalam kota berupa sepeda roda tiga dan di sini mereka menyebutnya "becak" bahasa yang sama dengan daerah lainnya namun yang berbeda adalah musiknya.
The desire on exploring traditional markets to a standstill and turn to this rickshaw. A means of transportation in the city in the form of a tricycle and here they call "becak" the same language as the other regions, but the different is the music.
Perangkat sound system terpasang dengan rapi layaknya sebuah mobil. Dan pengemudi akan menyajikan lagu - lagu bernuansa R and B dan bahkan terdengar lagu - lagu daerah NTT yang memiliki kualitas yang sama dengan lagu - lagu barat.
The sound device is attached neatly just like a car. And the driver will present the songs R&B nuanced and even heard local songs of NTT which has the same quality with the western song.
Berkeliling naik becak dengan musik dengan volume yang keras rasanya aneh karena tidak terbiasa akan hal ini. Namun di Kota Waingapu, warga tidak akan naik sebuah becak jika tidak terdapat musik yang bagus. Jadi OK lah tidak apa-apa, saya ikut memakai moda transportasi ini layaknya orang - orang di Waingapu.
A ride in a rickshaw with the loud volume of its music felt so strange because I am not accustomed to this. But in Waingapu, citizens will not ride a rickshaw if there are no good music. So OK then I am fine, I got used to take these transportation modes like all people in Waingapu.
Sebuah pengalaman yang tak terlupakan dan seharusnya tetap dijaga meski banyak alternatif transportasi yang ada.
An unforgettable experience and should be maintained despite the many transportation alternatives that exist.
Keberadaan becak - becak ini di tengah derunya alat transportasi modern sekarang ini akan tetap ada jika semua orang mau menggunakannya. Selain menciptakan lapangan pekerjaan yang baik namun juga mampu menghemat penggunaan bahan bakar. Namun ketika saya menaikinya, becak ini sepertinya kelebihan beban karena saya gemuk dan berat. Safety tentu juga harus diperhatikan.
Existence of a rickshaw in the middle of the rush of modern means of transportation today will still exist when everyone are willing to use it. In addition on creating a good jobs opportunity but also able to save on fuel usage. But when I ride, it seems overloaded happened on the rickshaws because I was fat and heavy. Safety of course also be considered.
Article And Photos by :Ketut Rudi Utama
Model : Andre Yongsin
No comments:
Post a Comment