Suatu hari tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang pria bule disebuah tempat makan di Kupang dan pada waktu itu kami kebetulan bersama-sama sedang menikmati makan siang kami masing-masing dan perkenalanpun terjadi. Seorang pria berkewarganegaraan Jerman namun sangat mencintai Indonesia dan meski bukan warga Negara Indonesia Ia pun telah memiliki kekasih hati berasal dari Jawa Timur Indonesia. Pria ini bernama "Kevin". Sungguh tak kusangka bahwa pria ini adalah seorang ahli dalam menyelam dan sangat mencintai keindahan bawah laut. Bahkan Ia telah menyelami beberapa lautan di muka bumi ini dan akhirnya harus mengakui keindahan bawah laut Alor Nusa Tenggara Timur. Seorang vegetarian dan kelihatan tidak suka melihat jejeran ikan hias mati diatas panggangan ikan penjual ikan bakar di kawasan kota Tua kota Kupang. Ia menuturkan bahwa telah terjadi penangkapan dan pembunuhan ikan hiu besar-besaran tiap tahunnya dan mungkin jenis ikan lainnya sehingga menyebabkan populasi ikan hiu dan beberapa jenis ikan lainnya semakin berkurang dan bahkan akan mencapai kepunahan. Hiu dan pari banyak diburu sebagai tangkapan utama maupun tangkapan sampingan (bycatch) di beberapa lokasi di dunia. Kedua ikan bertulang rawan tersebut menjadi salah satu hewan yang sering ditangkap untuk dijadikan komoditi dengan keuntungan besar. Hiu diburu untuk diambil sirip, daging, kulit, minyak hati, dan tulang rawannya. Sedangkan, ikan pari diambil insangnya untuk dimanfaatkan sebagai bahan tonik kesehatan di Tiongkok. Sebagai predator tingkat atas kedua spesies tersebut sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut. Jika salah satu rantai makanan terputus, akan berdampak pada menipisnya ikan-ikan kecil. Suatu keadaan yang berbeda tatkala para nelayan kecil hanya menangkap beberapa ekor ikan untuk dinikmati bersama keluarga mereka bukan untuk diekspor dan dieksplorasi secara besar-besaran. Dalam beberapa dekade terakhir, dunia secara bersamaan menghadapi ancaman kerusakan terumbu karang yang serius. Kerusakan tersebut disebabkan karena beragam faktor. Ada yang karena terkena dampak perubahan iklim, tapi juga ada yang disebabkan oleh faktor lain yang terjadi di tingkat lokal maupun global. Indonesia harus ada kepedulian terhadap terumbu karang. Karena, 60 persen penduduk Indonesia itu hidup di pesisir. Jadi sudah harus menjaganya dengan baik,” tutur dia. Tapi menjadi sesuatu yang sangat susah bagi dia tatkala dia harus menyembunyikan tempat-tempat indah bawah laut di Alor namun harus mengundang para penyelam dan penikmat keindahan bawah laut diseluruh dunia untuk berkunjung ke Alor. Dia berpesan kalau baru belajar menyelam atau sekedar bermain-main maka mendingan mencari tempat lainnya saja karena Alor khusus dan akan dijaga oleh para penyelam dan pencinta bawah laut dunia.
One day accidentally I met foreign man in a food hut in Kupang and at that time we at the same table enjoying our lunch and then introduction happened. A man of German citizenship but he love Indonesia very much and although he is not citizens of Indonesia He love a girl originated from East Java Indonesia. This man is "Kevin". I really surprise I have never thought that he is an expert in diving and love the beauty of the underwater. In fact He has dive several oceans in this earth and finally have to recognize the beauty of the underwater of Alor East of Nusa Tenggara. A vegetarian and seem unhappy when seeing the rows of ornamental fish die on the grill fish roasted by fish food seller in Old town of Kupang. He gave me a good point of view that there has been a massive catching and killing of sharks every year and probably other fish species that causing reduction of sharks and some other fish species population and will even reach extinction. Many sharks and stingrays are hunted for major catches and by-catch at some locations in the world. Both cartilage fish became one of animals that often catch for commodities with big profits. Sharks are hunted for its fin, flesh, skin, liver oil, and cartilage. In other hand, stingray fish are killed for its gills to be used as a health tonic in China. As the top level predators of both species play an important role in maintaining the health of marine ecosystems. When one of the food chain is cut off, then it will affect the thinning of small fish. A different situation when the small fishermen are only catching a few fish to enjoy with their families not to be exported and explored in a large scale. In the last few decades, the world has simultaneously faced the threat of serious coral reef damage. The damage caused by various factors. Some are affected by climate change, but also because of other factors occurring locally and globally. Indonesia must concern for coral reefs. Because, 60 percent of Indonesia's population lives on the coast. So have to keep it well, "he said. But I thought it will becomes very difficult for him when he has to hide the beautiful under water of Alor but in other hand he must invite divers and connoisseurs of underwater beauty around the world to visit Alor. He advised that if you just beginner to dive or just play around, it's better to look elsewhere because Alor is special and will be guarded by professional divers and lovers of underwater around the globe.
Alor adalah rumah bagi banyak tempat penyelaman scuba kelas dunia termasuk terumbu karang yang penuh dengan kehidupan makro berwarna-warni, situs ikan besar dimana ada kesempatan untuk menemukan ikan pelagis dan ikan karang yang lebih besar, ditambah sebuah tempat penyelaman yang unik dengan berbagai macam makhluk aneh yang tidak akan pernah anda lihat. Dari hiu martil hingga Rhinoplasty, Anda bisa menemukannya di Alor. (Sumber: Alami Alor)
Alor is home to many world class scuba dive sites including coral reefs full of colorful macro life, big fish sites where there is a chance to encounter passing pelagic and larger reef fish, plus black sand muck diving sites with an assortment of bizarre critters. From hammerhead sharks to rhinoplasty, you can find it in Alor. (Source : Alami Alor )
Article by Ketut Rudi
Thanks Kevin for Showing Me The Beauty Of Alor Under Water
No comments:
Post a Comment