Terbang dari Kupang Ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Timur menuju ke beberapa kabupaten di propinsi ini sekarang sudah mudah untuk dilakukan. Banyak maskapai penerbangan yang akhirnya melayani rute penerbangan antar pulau - pulau mengingat Nusa Tenggara Timur adalah kepulauan. Namun satu hal yang perlu digarisbawahi bahwasannya terbang di NTT sudah pasti tidak menjemukan karena kita akan disambut oleh pemandangan dari udara yang sangat menakjubkan. Kesempatan ini saya bercerita tentang kisah perjalanan saya ke Maumere yang terletak di Pulau Flores bagian timur.
Fly from Kupang the capital of East Nusa Tenggara province leading to some districts is now easy to do. Many airlines are finally flying to serve islands of East Nusa Tenggara where are considering the archipelago. But one thing that needs to be underlined that flying in NTT is certainly not a borring one, because we will be greeted by the sight of the air which is simply amazing. This occasion, I told the story on my trip to Maumere which is located in the eastern part of the island of Flores.
Gunung Egon Maumere (Egon Mountain)
Gunung Egon Maumere (Egon Mountain)
Bandar Udara Frans Seda (Frans Seda Airport)
Lautan yang biru dan tampak menjulang puncak gunung Egon yang merupakan salah satu gunung berapi yang ada didaerah ini selain gunung Rokatenda yang juga berada di Maumere. Memang Pulau Flores terkenal dengan Pulau yang memiliki banyak gunung dan perbukitan sehingga pulau ini berkesan seperti kayu yang diukir. Maumere memiliki Bandar Udara Frans Seda atau Bandar Udara Wai Oti merupakan sebuah bandar udara yang terletak di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.850 x 30 m. Jarak dari pusat kota sekitar 5 km. Di ujung utara landasan menghadap langsung dengan Laut Flores, sedangkan ujung Selatan menghadap perbukitan. (Sumber : Wikipedia)
Blue ocean and loomed mountain peaks of Egon which is one of the volcanoes that exist in this area in addition to Rokatenda mountain which also in Maumere. Yes It known that Flores Island has many mountains and hills, so the island is memorable as carved wood. Maumere has Frans Seda airport or Wai Oti Airport is an airport located in Maumere, Sikka regency, East Nusa Tenggara, Indonesia. The airport has a runway size of 1,850 x 30 m. Distance from the city is about 5 km. The north end of the runway facing directly to the Flores Sea, while the southern end facing the hills. (Source: Wikipedia)
Jalan Menuju Ke Desa Hokor (A Road To Hokor Village)
Jalan Menuju Ke Desa Hokor (A Road To Hokor Village)
Maumere adalah daerah yang kering dan panas sehingga tidak heran lagi kalau menyaksikan hamparan rumput berwarna kuning dan hamparan pohon lontar yang menghiasi pinggir jalan - jalan yang ada. Kondisi jalan di daerah perkotaan rata - rata baik namun ke beberapa desa mulai menyempit dan ada yang sedang dilakukan pembangunan dan pemeliharaan jalan. Oleh sebab itu jangan lupa membawa bekal minuman yang cukup jika melakukan perjalanan sebab rumah makan atau toko penjual masih jarang didaerah - daerah plosok.
Maumere is a hot and dry area so it's common thing if witnessing yellow grass and expanse of palm trees that adorn the roadside and existing roads. Condition of urban areas road in average - are good but to some villages began to narrow and still on progress to it's construction and maintenance. Therefore, do not forget to bring enough mineral water when traveling to because a restaurant or shop sellers are less available.
Taman Doa Di atas Puncak Desa Nilo (Praying Garden In The Top of Nilo Hills)
Taman Doa Di atas Puncak Desa Nilo (Praying Garden In The Top of Nilo Hills)
Salah satu objek wisata utama di Maumere adalah Patung Maria Bunda Segala Bangsa yang terletak di bukit Nilo. Sebuah Patung Bunda Maria yang berukuran besar, setinggi 28 meter dan berdiri di atas fondasi setinggi 18 meter. Patung dengan berat 6 ton ini berdiri kokoh di atas bukit dan menghadap kota Maumere dan Laut Flores. Nilo berjarak 16 kilometer dari Maumere. Terletak di Desa Wuliwutik, Kecamatan Nita. Untuk menuju kedaerah ini tidaklah susah karena akses jalan sudah tersedia dengan petunjuk jalan yang jelas, namun melewati medan yang berbukit dan jalan yang belum mulus membuat perjalanan untuk sampai di Bukit Nilo bisa memakan waktu kurang lebih 45 menit. Jika telah tiba di puncak bukit maka kita akan disambut sebuah gerbang dengan toko souvenir rohani di dalamnya. Anda bisa membeli lilin untuk berdoa di toko ini. Tepat di hadapan patung berjajar kursi-kursi kayu untuk beribadah. Taman dan area ini tampak dirawat dengan baik. Patung ini menunjukan bahwa Maumere adalah daerah yang memiliki warga yang taat beribadah dan penuh kasih sayang.
One of the main attractions in Maumere is the statue of Our Lady of All Nations, located in the hills of Nilo. A statue of the Virgin Mary that are large one, tall of 28 meters and stands on the 18 meters high of its foundation, 6 tons weigh which is solid standing on the hill and overlooking to the town of Maumere and Flores Sea. Nilo is about 16 kilometers from Maumere. Located in the village of Wuliwutik, Nita District. To reach this area is not difficult because the access road is available with good road sign, but will past the hilly terrain and the road condition seamlessly made the trip to reach Mount Nilo could take approximately 45 minutes. If you have arrived at the top of the hill then we would be welcomed to a gate with spiritual souvenir shop in it. You can buy candles to pray in this store. Right in front of the statue lined wooden chairs to worship. Park and this area seemed well cared for. This statue shows that Maumere is an area that has abiding citizens worship and loving.
kulinari Spesial Daging Kuda (Special Culinary Made of Horse Meat)
Saya berkunjung ke salah satu desa yaitu Desa Wolomude dan mendapatkan sambutan yang sungguh luar biasa sekaligus menikmati hidangan sup daging kuda untuk pertama kalinya. Namun hidangan ini bukanlah hidangan yang dapat kita nikmati setiap hari. Khusus jika ada acara pernikahan, atau acara - acara adat. Dalam acara adat akan dapat dijumpai beraneka ragam jenis tarian seperti tari gawi, roka tenda, gong waning, dan akhirnya goyang bebas dengan iringan musik dangdut, house music, dan cha-cha. Di desa ini juga terdapat penyulingan minuman beralkohol yang terbuat dari irisan buah pohon lontar yang disuling secara tradisional. Minuman beralkohol ini bernama "Sopi" yang sudah terkenal di NTT bahkan di Indonesia.
I visited one of the village name Wolomude and got a truly extraordinary welcome and enjoyed a soup dish made from horse meat for the first time. But this is not a dish that we can enjoy every day. Specially if there is a wedding, or other tradition custom event. In the custom event also found diverse types of dance such as Tari Gawi, roka tenda, gong waning, and finally shaked free with dangdut music, house music, and cha-cha. In this village there are also an alcoholic beverage made from palm tree fruit and distilled traditionally. This alcoholic beverage call "Sopi" that are well known in the province and even in Indonesia.
Lobster Maumere (Lobster of Maumere)
Pada waktu malam hari, saya mengunjungi sebuah restoran sea food yang menyediakan ikan dan lobster hidup hasil laut maumere. Namun harga yang mahal menyebabkan hasil laut ini kebanyakan hanya dinikmati oleh kalangan yang mampu. Namun berhasil membuka lapangan pekerjaan untuk nelayan penangkap ikan dan lobster. Warga setempat sudah pasti tidak sulit untuk mendapatkan ikan untuk kehidupan mereka sehari-hari. Mengkonsumsi ikan adalah sangat baik untuk kesehatan dan perkembangan tubuh dan otak.
At night time, I visited a sea food restaurant that provides live fish and lobster as marine products of Maumere. But the price is expensive so mostly only enjoyed by those who can afford. But it managed to open up employment opportunities for fishermen and lobster fishing. Locals were certainly not difficult to get fish for their daily lives. Consuming fish is very good for health and development of the body and brain.
Kerajinan Gelang Peninggalan Gading Gajah ((Craft of Elephant Ivory Heritage)
Tertarik lebih dalam lagi akan daerah ini kemudian saya berkunjung kesebuah tempat pengerajin yang tidak ada ditempat lain. Berjejer mesin sederhana dan pengerajin yang sedang duduk memahat mengukir benda putih di halaman sebuah rumah, di Jalan Patirangga, Kelurahan Beru, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara. Ternyata mereka adalah seniman tradisi maumere yaitu pengukir gading gajah. Gading diukir dalam berbagai bentuk, mulai dari pipa pengisap rokok, ukiran naga-burung hong yang dikenal dalam mitologi Sikka, kalung rosario, Bunda Maria, Yesus Kristus, hingga kaligrafi Arab dengan lafal Allah. Itulah keahlian khas masyarakat Maumere dalam mengolah gading gajah. Kepemilikan gading gajah merupakan tradisi unik masyarakat Pulau Flores. Gading gajah merupakan ukuran status sosial, kekayaan, mas kawin, dan bahkan tabungan untuk masa depan pendidikan anak-anak mereka. Saya heran dari mana datangnya gading - gading gajah ini yang mereka dapatkan dari para nenek moyang dan menjadi tradisi di Maumere.
My curiousity to this area was increasing then I visited craftsmen place that does not exist elsewhere. Lined simple machines and craftsmen who were sitting sculpting and carving out a white object in the yard of a house in Patirangga street, Beru village, town of Maumere, Sikka, Flores, East Nusa Tenggara. It turns out that they are Maumere tradition artist that carving the elephant ivory. Carved ivory in a variety of forms, ranging from a smoker pipe, dragon-phoenix is known in mythology of Sikka, rosary, the Virgin Mary, Jesus Christ, to the pronunciation of Arabic calligraphy with God. That are typical of the public Maumere expertise in processing elephant ivory. Possession of elephant ivory is a unique tradition in Flores Island community. Elephant ivory is a measure of social status, wealth, dowry, and even saving for the future education of their children. I have no idea where all of ivory came from that they got from the ancestors and become a tradition in Maumere.
Memandang Pulau Pemana Yang Anggun (Observing the beautiful Pemana Island)
Seperti biasa langit biru cerah dihiasi gugusan awan-awan cumulonimbus rendah menjadi pemandangan khas perairan timur Indonesia disaat musim kemarau. Angin teduh dan gelombang yang tak terlalu tinggi memberikan suatu keadaan dan waktu untuk lebih menikmati keindahan pantai utara Maumere. Akan tetapi ketika memasuki bulan Juli – Agustus, angin mulai bertiup lebih kencang dari biasanya. Tampak di garis katulistiwa sebuah pulau bernama Pulau Pemana yang merupakan objek wisata di Maumere. Namun saya belum menyebrang ke pulau itu. Pulau Pemana terdiri dari 2 Desa yaitu desa Pemana dan desa Gunung Sari. Berpenduduk sekitar 1500 jiwa, sebagian besar penduduk pulau Pemana berasal dari suku Buton di Sulawesi. Walaupun terdapat suku lain seperti suku Bajao dan Maumere, namun bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Buton. Selain bermata pencaharian sebagai nelayan seperti desa-desa pesisir pada umumnya, sebagian penduduk pulau Pemana juga bercocok tanam. Hasil pertanian di Pemana berupa kacang hijau, umbi-umbian, jagung, dan kelapa. (Pulau Pemana)
As always clear blue sky decorated with a cluster of low cumulonimbus clouds become typical water landscape of eastern Indonesia when the dry season come. Calm wind and the waves were not too high to provide a place and more time to enjoy the beauty of the north coast of Maumere. However, when entering the month of July-August, the wind began to blow more strongly than usual. Looked at the equator there is an island called Pemana Island which is also one of tourist attraction in Maumere. But I have not yet crossed to the island. Pemana island consists of 2 Village such as Pemana village and the village of Gunung Sari. Has a population of about 1500 people, mostly residents of the island are Buton Pemana from the tribe of Sulawesi. Although there are other tribes such as ethnic Bajao and Maumere, the daily language used is the language of Buton. In addition to fishermen such as every coastal villages in general, most of the people in Pemana also fisherman. Pemana agricultural products in the form of green beans, tubers, corn, and coconut.
Bambu Kuning (Yellow Bamboo)
Bambu Kuning (Yellow Bamboo)
Tips berkunjung ke Pulau Pemana :
- Kapal penumpang berangkat dari Maumere menuju pulau Pemana pada pukul 13.00 WITA, dan kembali kembali pada pukul 08.00 WITA
- Bawalah peralatan snorkeling, karena banyak spot-spot menarik disekitar Pemana seperti Pemana Kecil (pulau Kambing) atau pulau Babi
- Belum tersedia penginapan di pulau ini, bawalah selalu kantong tidur anda. Sebagian besar rumah di Pemana adalah rumah panggung, jika anda ingin bermalam, bersosialisasilah dengan penduduk sekitar, penduduk Pemana sangat ramah, minta ijin untuk bermalam di terasnya
- Jangan khawatir kehabisan perbekalan, karena terdapat beberapa kios yang menyediakan makanan dan minuman ringan
Tips on visiting Pemana:
- Passenger ships departing from Maumere to the island of Pemana at 13:00 pm, and will return back at 08.00 pm
- Bring your snorkel equipment, because many interesting spots around such in Pemana, Pemana Kecil (Goat Island) or the island of Pigs.
- Not yet available inn on the island, always bring your sleeping bag. Most of the houses in Pemana is home stage, if you want to stay overnight, socialize with local people, residents of Pemana are very friendly, asked for permission to spend the night on her porch
- Do not worry about running out of supplies, since there are several small shop that provide food and soft drinks
Merenung di Pantai Waliti (Pondering on the beach of Waliti)
Pantai Waliti berlokasi di Wailiti Kelurahan Wailiti Kecamatan Alok. Pantai berpasir hitam dan hutan bakau yang terbentang disepanjang pantai. Pantai yang bersih merupakan tempat yang cocok untuk menenangkan diri dan menjauh dari keramaian.
Wailiti beach located in Waliti village the District of Alok. Wailiti black sandy beaches and mangrove forests that lie along the coast. Clean beach was a good place to cool down and get away from the crowds.
Pantai Waliti (Waliti Beach)
Pantai Waliti (Waliti Beach)
Seperti pantai - pantai indah lainnya, di pantai ini terdapat penginapan yang memiliki fasilitas yang menunjang. Namun sayangnya saya tidak menginap disini karena saya lebih menyukai perjalanan dan keindahan alam. Kebanyakan wisatawan domestik menggunakan tempat ini sebagai tempat rekreasi dan berkumpul bersama keluarga.
Such as the other beautiful beaches, on the coast there are lodging facilities that support. But unfortunately I did not stay there because I like the journey and natural beauty. Most domestic travelers use this place as a place of recreation and gather with family.
Pantai Selatan Maumere (The Southern Beach Of Maumere)
Pantai Selatan Maumere (The Southern Beach Of Maumere)
Perjalanan dilanjutkan menuju ke arah selatan Maumere, namun tidak dijumpai pantai berpasir yang ada kebanyakan berupa tebing - tebing kecuali Pantai Koka yang merupakan salah satu dari banyak pantai yang memiliki pemandangan indah. Pantai yang terletak di pantai selatan 48 kilometer dari kota Maumere. Pantai ini dijuluki pantai impian Maumere. Untuk mencapai pantai ini tidaklah mudah, karena pintu masuk kurang papan penunjuk jalan tidak terlalu jelas. KoKa merupakan pantai yang indah dengan laut biru, serta air sangat jernih, terbentang pasir putih yang membentuk segmen, dikelilingi tebing curam seperti sebuah lukisan alam.
The journey continued towards the south Maumere, but not found a sandy beach that is mostly rocky beach except Koka Beach which is one of the many beaches where have beautiful scenery. The beach is located on the south coast 48 kilometers from the town of Maumere. The beach is nicknamed dream beach of Maumere. To reach this beach is not easy, because the road signpost is not very clear. Koka is a beautiful beach with a blue sea, as well as the extremely clear water, white sand stretches that make up the segments, surrounded by steep cliffs like a natural painting.
Mangroove Pesisir Utara (Northern Mangroove)
Mangroove Pesisir Utara (Northern Mangroove)
Maumere cinta terhadap alam, hal ini dapat dibuktikan dengan terpeliharanya hutan mangroove dipesisir pantai utara Maumere. Saya juga mengambil foto yang indah. Namun saya tidak berani untuk berenang karena belum membaca referensi tentang keamanan laut maumere.
Maumere love towards to nature, this can be evidenced by the maintenance of Mangroove forest in northern coastal area of Maumere. I also toke beautiful photos. But I did not dare to swim because I have not read references about marine safety in Maumere.
Article by Ketut Rudi
From Many Sources
Location : Maumere Kabupaten Sikka
Model : Sandro
No comments:
Post a Comment